Isyee Shintyaa

Lirik Lagu FCM-Kembalilah

Ku ingin kau slalu ada dihatiku
tapi kini kau pergi
harapanku kembali kepadamu
aku mohon jangan pergi


mungkin semua akan terganti
mungkin semua akan terobati
dimalam ini
kisah sedih yang kualami
semenjak kau beranjak pergi
dari hidupku kini


Ku ingin kau slalu ada dihatiku
tapi kini kau pergi
harapanku kembali kepadamu
aku mohon jangan pergi

kembalilah, kekasihku
disini kumenunggumu slalu sendiri
jangan pergi,, kekasihku
harapanku slalu ingin bersamamu
hingga akhir waktu
READMORE
 

Lirik Laguu FCM-Tanpamu

Teringat dirimu
slalu ada bayanganmu
disetiap langkahku
slalu ada semangatmu

hari berganti
pedihpun slalu mengikuti
ku memendam rasa
rindu ini kepadamu


tanpamu, ku akan melewati
sisa hidup ini dengan senyuman
biarkan,, rindu ini tetap ada di dalam hati
dan menjadi kenangan
READMORE
 

Lirik Lagu FCM - Selalu Dihati

Biarkanlah semua berlalu
semua yang hilang menjadi kenangan
biarkan kini ku jalani
hidup ini hanya bagaikan melodi


tak ada satupun yang mampu
tuk merubah semua yang tlah terjadi
dan ku pergi


mungkin ini yang terbaik
tuk dirimu dan diriku
cinta ini akan selalu abadi
walau kita tak mungkin harus bersama
biarkan cinta ini kan slalu dihati
READMORE
 

PENYAKIT MIOMI


Mioma uteri adalah tumor jinak dari miometrium (otot rahim). Berdasarkan letaknya, mioma uteri bisa dibagi menjadi 3, yakni mioma intramural (di dalam otot rahim), subserosa (dibawah lapisan serous, menonjol ke arah rongga perut),serta juga submukosa (menonjol ke arah rongga rahim).
PENYEBAB MIOMA
Sebagian ahli berpendapat, mioma uteri terjadi karena adanya perangsangan hormon estrogen terhadap sel-sel yang ada di otot rahim.
Mioma uteri ini akibat pengaruh estrogen. Makanya, sangat jarang ditemukan pada anak-anak usia pubertas, bahkan nyaris tidak pernah. Anak usia ini, kan, belum ada rangsangan estrogennya. Sementara pada wanita menopause, mioma biasanya mengecil, karena estrogen sudah berkurang.”
MIOM (TUMOR) RAHIM 

Miom rahim (uterine fibroids atau juga disebut fibromyoma, leimyoma atau fibroids) adalah tumor jinak otot dinding rahim yang muncul pada wanita di masa reproduksi. Miom dapat muncul di dalam atau di luar rahim atau dalam otot dinding rahim. Miom biasanya tumbuh dari satu sel otot kecil yang terus berkembang. Awalnya adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan gangguan hormon estrogen serta emosi yang tidak seimbang. Gangguan fungsi saraf itu kemudian menyebabkan kesalahan bentuk otot di dalam rahim.
Di rahim dapat muncul satu atau lebih miom. Ukuran miom beragam mulai dari sekecil kacang polong hingga sebesar buah anggur. Pada umumnya miom tetap kecil, tetapi perkembangannya tidak terduga. Ada yang berkembang dengan perlahan, adapula yang berkembang dengan sangat cepat. Sebagian besar kasus miom tidak berbahaya, tidak berhubungan dengan peningkatan risiko kanker, dan sangat jarang berubah menjadi kanker.
Miom membutuhkan penanganan segera jika menimbulkan nyeri panggul yang tajam, tetapi hal ini jarang terjadi. Pada umumnya miom tidak menyebabkan masalah dan jarang membutuhkan penanganan. Terapi obat dan tindakan pembedahan dapat digunakan untuk mengecilkan atau menghilangkan miom jika menyebabkan rasa tidak nyaman atau gejala-gejala yang bermasalah.
Gejala-gejala
Jika terdapat miom rahim, Anda mungkin tidak mengetahuinya. Paling tidak setengah dari wanita penderita miom tidak mempunyai gejala-gejala. Bahkan, sebagian besar diketahui bahwa menderita miom pada saat pemeriksaan rutin panggul atau pada saat perawatan kehamilan.
Gejala-gejala yang paling sering terjadi adalah: 
  • Nyeri di perut atau di pinggul.
  • Perut terasa penuh
  • Nyeri sanggama.
  • Gejala anemia karena banyak kehilangan darah haid.
  • Sering berkemih karena miom menekan kandung kemih.
  • Tekanan pada panggul.
  • Infertilitas atau keguguran.
  • Constipation (sembelit).
  • Nyeri haid, perdarahan haid yang tidak normal (lebih banyak atau lebih lama), atau haid tidak teratur

Penyebab

Penyebab terjadinya miom masih belum jelas diketahui, meski terdapat dugaan faktor turunan mempunyai peranan terhadap penyakit ini. Bilamana terdapat wanita lain dalam keluarga yang mempunyai miom, mungkin Anda juga dapat mempunyai miom.
Pertumbuhan miom juga dikendalikan oleh faktor hormonal, terutama hormon estrogen. Miom cenderung berkembang pada masa reproduksi, dan dapat bertambah besar dengan cepat selama kehamilan, yang mana kadar estrogennya sangat tinggi. Miom biasanya menyusut setelah menopause ketika kadar estrogen menurun. Hormon lain misal progesteron, juga dapat mempengaruhi pertumbuhan miom.
Faktor-faktor lain yang juga berpengaruh adalah ketidakseimbangan emosi misal sering stres, daya tahan tubuh rendah, gaya hidup yang tidak seimbang, semua itu menyebabkan gangguan pada hormon dan kemungkinan timbul miom. Ukuran besar-kecilnya miom juga dipengaruhi oleh jumlah kalori pada tubuh karena timbunan kalori dalam tubuh mempengaruhi pertumbuhan miom. Makin gemuk seseorang, makin banyak timbunan kalorinya, dan membuat miom tumbuh cepat.
Miom juga dapat terjadi karena adanya faktor bakat, yang kemudian dipicu oleh rangsangan-rangsangan hormon (karena emosi tidak stabil), makan sembarangan dan berat badan yang berlebihan. Rangsangan-rangsangan tersebut yang membuat pertumbuhan miom lebih cepat. Namun pertumbuhan miom paling sedikit memerlukan waktu sekitar 8 tahun.
Infeksi dan jamur di dalam rahim juga bisa menjadi perangsang pertumbuhan miom atau memungkinkan miom tumbuh kembali walaupun telah diangkat. Oleh karena itu kebersihan alat kelamin, berat badan tubuh, dan keseimbangan emosi harus dijaga agar miom tidak terangsang pertumbuhannya.
MIOM (TUMOR) RAHIM - Bunda Labibahs MIOM (TUMOR) RAHIM - Bunda Labibahs MIOM (TUMOR) RAHIM - Bunda Labibahs MIOM (TUMOR) RAHIM - Bunda Labibahs
Pemeriksaan dan diagnosis
Dalam membuat diagnosis dokter akan melakukan pemeriksaan lengkap panggul untuk merasakan adanya miom. Dokter juga melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG), pemeriksaan ini tidak menyakitkan dengan menggunakan gelombang suara untuk menampilkan gambaran rahim pada layar monitor. Gambar ini dapat dilihat secara rinci untuk penilaian pertumbuhan miom.
Mungkin dokter juga akan menyerankan tindakan histeroskopi, yaitu tindakan pembedahan yang tidak bersifat invasif (tidak membahayakan) yang mana teleskop ringan dan kecil dimasukkan melalui vagina dan serviks ke dalam rahim. Dengan pemeriksaan ini dokter dapat memeriksa dinding rahim (endometrium) dan jika perlu mengambil sedikit bahan jaringan.

Penyulit (komplikasi)

Meski pada umumnya miom tidak berbahaya, tetapi miom dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan dapat mengarah pada komplikasi misal anemia karena kehilangan banyak darah. Miom juga membuat sulit untuk hamil karena mengganggu kemampuan sel telur yang telah terbuahi untuk menyusuk (implantasi) pada dinding rahim. Kadangkala miom juga menyumbat saluran untuk melahirkan sehingga menimbulkan komplikasi pada saat kehamilan dan melahirkan.
Pada kasus-kasus yang jarang terjadi, miom dapat tumbuh keluar dari rahim pada stalklike-projection. Jika miom memilin pada stalk ini, maka akan terasa nyeri berat di bagian bawah perut yang tajam dan tiba-tiba. Jika hal ini terjadi, segera berobat ke rumah sakit karena mungkin perlu dilakukan pembedahan. MIOM (TUMOR) RAHIM - Bunda Labibahs Pengobatan
Jika miom tidak menyebabkan gejala, biasanya dokter akan menyarankan pendekatan “wait and see”, dengan pemeriksaan ulangan dilakukan secara rutin dan kadangkala membutuhkan pemeriksaan USG untuk melihat ukuran miom.
Jika terdapat gejala-gejala, dokter mungkin menyarankan pengobatan berikut ini:

  • Terapi Obat Pil KB yang rendah estrogen digunakan untuk mengendalikan perdarahan haid yang berat. Tetapi obat ini tidak mengendalikan pertumbuhan miom. Obat lain yang disebut agonis GnRH (agonist Gonadothropin-releasing Hormone) dapat digunakan untuk menyusutkan miom dengan mengurangi jumlah estrogen dalam tubuh. Bentuk pengobatan ini bukan pemecahan masalah untuk jangka panjang, tetapi mungkin digunakan untuk persiapan pembedahan. Tetapi agonis GnRH menyebabkan gejala-gejala nya menopause, misal gejolak panas si sekitar leher (hot flashes), perubahan emosi, pusing, vagina kering, dan keropos tulang. Jika dibutuhkan pengobatan jangka panjang, dokter akan menambah obat lain untuk mengurangi gejala-gejala menopause tersebut, tetapi miom dapat muncul kembali setelah pengobatan dihentikan.
  • Pembedahan Kadangkala diperlukan pembedahan untuk mengangkat miom. Salah satu pilihannya adalah miomektomi, yaitu tindakan pembedahan yang mana hanya miomnya saja yang diangkat dan rahim tetap dibiarkan. Ini merupakan pilihan yang paling sesuai untuk wanita yang masih ingin mempunyai anak. Pilihan pembedahan lain adalah histerektomi untuk mengangkat rahim. Histerektomi mempunyai laju komplikasi yang rendah dibanding miomektomi dan merupakan pemecahan masalah secara tuntas untuk miom rahim. Sedangkan dengan miomektomi, sekitar 10% kasus miom dapat muncul kembali.
    Beberapa tahun belakangan ini telah dikembangkan teknik pembedahan yang lebih tidak invasif, misal histeroskopi dan laparoskopi untuk menghilangkan miom. Pada tindakan ini digunakan alat teropong (teleskop) tipis dan panjang yang dilengkapi lampu dan kamera video untuk melihat daerah yang akan ditangani pada video monitor. Dengan laparoskopi, sebuah teleskop dimasukkan melalui tusukan kecil di bawah pusar dan peralatan khusus digunakan untuk menghilangkan miom. Dengan teknik-teknik ini akan cepat pulih dan hanya sedikit luka parut. Tetapi teknik ini merupakan pilihan bilamana ukuran miom masih kecil (5-6 cm). Bilamana miom cukup besar, terlebih dulu digunakan pengobatan agonis GnRH untuk menyusutkan miom, dengan penyuntikan setiap 4 minggu sekali ke dalam jaringan lemak di kulit dekat pusat. Setelah ukuran miom menyusut baru dilakukan tindakan laparoskopi.
  • Embolisasi miom rahim Tindakan tanpa pembedahan ini merupakan pilihan lain bagi beberapa wanita yang ingin menghindari pembedahan. Tindakan ini dirancang untuk menyusutkan miom dengan memotong persediaan darah yang ke arah miom. Pada tindakan ini, dokter Radiologis menggunakan gambar sinar-X untuk mengarahkan pipa tipis (kateter) pada tempatnya. Kemudian dokter memasukkan partikel kecil dari plastik atau gelatin melalui kateter untuk menyumbat aliran darah di dalam miom. Tanpa persediaan darah, miom akan menyusut dan hilang setelah beberapa waktu.

sumber dari :http://fordearest.wetpaint.com/page/MIOM+(TUMOR)+RAHIM
READMORE
 

PENYAKIT LIMFOMA MALIGNUM

Limfoma malignum merupakan salah satu di antara 10 jenis kanker yang tersering ditemukan di Indonesia. Kanker dibagi atas dua kelompok besar yaitu a) penyak:it Hodgkin, b) limfoma non-Hodgk in. Penyakit Hodgkin jarang ditemukan di Indonesia
karena itu pada kesempatan ini akan dibahas limfoma nonHodgkin saja.

Karena termasuk salah satu di antara sekitar 10 jenis kanker yang dapat disembuhkan maka limfoma non-Hodgkin perlu dikenali oleh dokter yang bertugas di fasilitas kesehatan terdepan agar dapat dirujuk pada stadium yang dini ke rumah sakit dengan
fasilitas yang memungkinkan penatalaksanaan penderita.

Limfoma non-Hodgkin adalah kanker dari kelenjar getah bening karena itu mudah menjalar ke tempat-tempat lain disebabkan kelenjar getah bening dihubungkan satu dengan yang lain oleh saluran-saluran getah bening.

Menurut golongan histologisnya limfoma dibagi atas 3 kelompok besar yaitu :
LNH derajat keganasan rendah
LNH derajat keganasan menengah
LNH derajat keganasan tinggi

LNH derajat keganasan rendah tidak harus diobati sedangkan LNH derajat keganasan mencngah dan tinggi harus segera diobati karena dapat menimbulkan kematian dalam beberapa bulan saja. Karena itu pcncntuan golongan histologis dan stadium penyakit merupakan hal yang tcrpcnting dalam penatalaksanaan penderita limfoma non-Hodgkin.

GEJALA KLINIK LIMFOMA NON-HODGKIN DEWASA
Sekitar 50% pcndcrita LNH yang berobat di Subbagian Hematologi-Onkotogi Medik Bagian Itmu Penyakit Dalam FKUI-Dibacakan pada: Simposium Lekemia dan Limfoma Malignum, Padang, 25 Juli 1992
RSCM berusia antara 40 sampai 60 tahun.

Tidak ada perbedaan berarti antara jumlah penderita yang berusia an tara 40 sampai 50 tahun dan yang berusia antara 50 sampai 60 tahun. Pria lebih sering dijangkiti penyakit ini bila dibandingkan dengan wanita, yaitu 1,7 kali lebih sering. Perbandingan antara pria dan wanita yang terlihat di Jakarta sesuai dengan apa yang terlihat pada orang Barat. Tempat jangkitan pertama penyakit ini adalah seperti ter-
lihat dari namanya, tentu saja kelenjar getah bening, yaitu pada sekitar 73%. Pada 53% penderita yang berobat di FKUI-RSCM, penyakit ini mulai pada kelenjar Idler, pada 16% mulai pada kelen jar getah bening inguinal, dan 4% mulai pada kelenjar getah baling aksila. Pada 19,0% penderita penyakit ini mulai pada jaringan limfoid di luar kelenjar getah bcning yaitu 9% pada cincin Waldeyer, 10% pada traktus gastrointestinal (jejas Peycri). Hanya pada 8% penyakit ini mulai pada jaringan non-
limfoid (jaringan orbita, tulang dan lain-lain).
Dalam perjalanan penyakit penderita, metastasis pada daerah intratorakal timbul pada 12,6% penderita, pembcsaran limpa tcrjadi pada 10,7%, metastasis tulang terjadi pada 8%. Pada 26,5% penderita, ukuran diameter sudah melebihi 10 cm. Lima puluh dclapan pencil (58%) pendcrita tidak dapat lagi mengerjakan pckerjaan schari-harinya dan harus berada di tempat tidur selama 50% dari waktunya atau lebih.

Gejala klinis, yaitu demam (38°C tanpa gejala infeksi) dan penurunan berat badan (10% dalam waktu 6 bulan), ditemukan pada 35% penderita.

CIRI KELENJAR GETAH BENING PADA LIMFOMA
Ciri kelenjar getah bening dapat membantu untuk menentukan penyebab pembesaran kelenjar getah bening. Ciri kelenjar getah bening pada limfoma dapat dibedakan dari penyebab lainnya . Jika di raba Kenyal-keras seperti karet

PENDEKATAN DIAGNOSTIK PADA LIMFADENOPATI
Pendekatan diagnostik penderita limfadenopati umumnya sama dengan pendekatan penderita splenomegali dan/atau kelainan leukosit/imunoglobulin. Penderita dengan pembesaran kelenjar getah bening dapat disebabkanoleh (1) infeksi mikroorganisme (piogenik dan granulomatosa/parasit), (2) respon imun terhadap infeksi atau terhadap bahan noninfeksius, (3) neoplasma (primer atau sekunder), dan (4) penyebab yang tidak jelas (penyakit autoimin, reaksi obat, dan lain-lain).

Penderita limfadenopati mungkin tanpa keluhan, atau mungkin pula dengan gejala infeksi. Umumnya penderita mengeluh demam tanpa terbukti adanya infeksi, lemah, pembesaran kelenjar atau teraba massa tumor, perdarahan abnormal, berat badan menurun, nyeri tulang dan sendi, serta gatal-gatal seluruh tubuh. Pada penderita dengan gejala di atas perlu dilakukan pemeriksaan fisik yang teliti, terutama pemeriksaan kelenjar getah bening dan limpa. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan foto Rb toraks, analisis air seni, pemeriksaan darah tepi, biopsi kelenjar getah bening, aspirasi sumsum tulang dan pemeriksaan Iainnya alas indikasi.

PENATALAKSANAAN PENDERITA LIMFOMA NON-HODGKIN
Penatalaksanaan penderita LNH bergantung pada golongan histologisnya. Karenapengobatannya bersifat simptomatis maka penderita LNH derajat keganasan rendah tidak perlu ditentukan tingkat penyakitnya. Pengobatan hanya diberikan untuk menghilangkan gejala klinis akibat tumornya.

Penderita LNH derajat keganasan tinggi harus diobati dengan kemoterapi apabila penyakitnya telah mencapai stadium 2 atau lebih, karena itu prosedur diagnostik hanya dilakukan pada mereka yang setelah pemeriksaan fisik dan laboratorium mem-
beri kesan masih mungkin berada pada stadium 1. Prosedur diagnostik lengkap dilakukan pada penderita LNH derajat keganasan menengah yang setelah pemeriksaan fisik dan laboratorium memberi kesan masih mungkin berada pada stadium 2.

PENGOBATAN LIMFOMA NON-HODGKIN
Pengobatan penderita LNH bergantung pads jenis histolo
Tabel 2. Prosedur penetapan tingkat penyakit LNH

Tahap I
a. Riwayat penyakit yang terinci
b. Pemeriksaan fisik yang lengkap dengan perhatian khusus pada cincin Waldeyer (diteliti kembali oleh Bag. THT)
c. Pemeriksaan laboratorium lengkap :
hemogram lengkap
sediaan hapus darah tepi
uji fungsi hati/ginjal rutin
d. Pemeriksaan radiologis toraks dengan proyeksi posterior/
anterior dan survei radiologis kerangka.
e. Biopsi jarum dengan cara aspirasi pada kelenjar getah be-
ning yang berada pada pihak diafragma lain yang dicurigai.
f. Uji kulit tuberkulin.

Tahap II
Pada semua penderita yang seolah-olah berada pada tingkat penyakit ke I LNH derajat keganasan tinggi atau tingkat penyakit ke I dan II LNH derajat keganasan menengah, dilakukan biopsi sumsum tulang bilateral pada krista iliaka posterior superior.

Tahap III
Pada penderita-penderita dengan jangkitan pada cincin Waldeyer yang seolah-olah masih berada pada tingkat penyakit ke I pada LNH derajat keganasan tinggi atau tingkat penyakit ke I dan II pada LNH derajat keganasan menengah setelah biopsi
sumsum tulang, dilakukan penelitian radiologis traktus gastrointestinal.

Tahap IV
Pada penderita yang seolah-olah masih berada pada tingkat penyakit ke I pada LNH derajat keganasan tinggi atau tingkat penyakit ke I dan II LNH derajat keganasan menengah setelah prosedur-prosedur di alas dilakukan limfangiografi. gisnya. Perlu diketahui bahwa berdasarkan gambaran histologis tumor LNH dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu :

LNH derajat keganasan rendah

LNH derajat keganasan menengah

LNH derajat keganasan tinggi

Penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa 10% penderita LNH yang berobat di FKUI-RSCM menderita LNH derajat keganasan rendah, 59% menderita LNH derajat keganasan menengah, 28% menderita LNH derajat keganasan tinggi, 3% menderita LNH yang tidal( dapat digolongkan dalam ketiga kelompok di atas.

1) LNH derajat keganasan rendah
LNH follicular limfosit kecil berlekuk (small cleaved cells) adalah jenis yang paling umum pada LNH derajat keganasan rendah. Lebih kurang 90% penderita LNH-R berada pada tingkat penyakit III atau IV, dengan harapan hidup rata-rata 7 tahun.

Pada kelompok ini bila tidak diberikan pengobatan, ternyata hanya separuhnya (50%) yang memerlukan pengobatan dalam waktu 3 tahun. Sisanya tidak memerlukan pengobatan sampai 10 tahun. Pengobatan radiasi lokal dan kemoterapi non agresif
(klorambusil, siklofosfamida, vinkristin, prednison atau, interferon) hanyalah bersifat paliatif.

Sebaliknya LNH folikular sentrositik-sentroblastik, yang merupakan LNH derajat keganasan menengah, memerlukan pengobatan yang lebih cepat, karena harapan hidup dapat bertambah dengan pengobatan iradiasi tubuh total atau oleh kemoterapi (CVP, C-MOPP dan sebagainya).

2) LNH derajat keganasan menengah
LNH difusa sel besar (diffuse large cells) merupakan jenis yang paling sering ditemukan pada LNH derajat keganasan menengah, 30-45% di antaranya berada pada tingkat penyakit ke I dan ke II, tetapi prognosisnya lebih buruk daripadaLNH derajat
keganasan rendah. Program pengobatan yang aktif diberikan tanpa memandang tingkat pcnyakitnya.

Penderita LNH menengah tingkat penyakit ke I dapat disembuhkan dengan radioterapi. Penderita dengan tingkat penyakit keII, I11, dan IV harus diobati dengan kmoterapi kombinasi, seperti CHOP, BACOP, C-MOPP dan sebagainya. Pengobatan dengan regimen tersebut menghasilkan angka remisi sempurna berkisar antara 40 sampai 60%, 30-50% di antara yang mengalami remisi sempurna bertahan hidup dalam jangka waktu yang lebih lama.

Akhir-akhir ini telah dikembangkan regimen kemoterapi yang lebih agresif, yang diperkirakan menghasilkan persentase remisi sempurna yang lebih tinggi dan kenaikan angka harapan hidup. Pada penggunaan regimen generasi ke dua, seperti COP-BLAM, Pro Mace-MOPP dan M-BACOD, telah dicapai angka kesembuhan antara 55-60%. Sedangkan dengan regimen kemoterapi generasi ke 3 seperti COPBLAM III, Pro MACE-Cyta BOM, MACP-B dapat mencapai angka kesembuhan 70%.

Cara lain untuk mempertinggi harapan hidup adalah dengan transplantasi sumsum tulang autologus atau alogenik pada penderita LNH yang sudah mengalami remisi sempurna.

3) LNH derajat keganasan tinggi
Limfoma imunoblastik sangat resisten terhadap baik iradiasi maupun kemoterapi yang ada. Angka harapan hidup rata-rata berkisar 4'/Z bulan pada penelitian terhadap 54 penderita. Limfoma limfoblastik hanya merupakan 4% dari limfoma pada orang dewasa. Kemoterapi konvensional pada jenis ini kurang memuaskan. Dari 32 kasus yang diobati dengan regimen CHOP, 34% mencapai remisi sempurna, tetapi lamanya remisi sempurna rata-rata 9 bulan. Jangkitan ulang pada susunan saraf pusat terjadi path 42% kasus. Pengobatan dengan CHOP ditambah prednison kontinyu dan vinkristin pada fase induksi, memberikan angka kesembuhan yang lebih tinggi. Penggunaan protokol pengobatan leukemia pada anak-anak pada penderita LNH derajat keganasan tinggi meninggikan persentase dan lamanya remisi, bahkan harapan hidupnya.

Dengan menggunakan protokol tersebut pada limfoma limfoblastik, 94% di antaranya mencapai remisi sempurna. Peneliti lain melaporkan bahwa dengan regimen tersebut 61,5% kasus limfoma limfoblastik bertahan hidup lebih dari 4 tahun.

Limfoma sel kecil tidak berlekuk (small non-cleaved cells);
termasuk limfoma Burkitt yang jarang pada orang dewasa tetapi sering pada anak-anak, merupakan jenis limfoma yang paling agresif dibandingkan dengan limfoma lainnya. Dengan pengobatan yang tepat dapat dicapai angka kesembuhan sebesar 40-50%. Kemoterapi kombinasi dianjurkan untuk semua tingkat penyakit. Regimen yang paling efektif adalah vinkristin, metotreksat dan siklofosfamida dosis tinggi. Tindakan bedah dan iradiasi sangat menolong pada penderita dengan tumor intraabdominal.


Sumber:http://www.detak.org/news.php?id=103


Diagnosis

Limfoma Hodgkin. Sebagian orang penderita penyakit ini mungkin tidak menyadari bahwa dirinya menderita limfoma Hodgkin. Penyakit ini kadang ditemukan dari adanya temuan pada pemeriksaan rontgen dada untuk indikasi lain. Diagnosis ditegakkan dari biopsi kelenjar getah bening yang membesar. Jika hasil biopsi ditemukan perubahan bentuk kelenjar getah bening dan adanya sel Reed-Sternberg, maka hal tersebut memastikan diagnosis. Pemeriksaan penunjang lainnya yang mungkin dibutuhkan untuk diganosis maupun untuk melihat perluasan/keterlibatan organ lain adalah : rontgten, CT-scan, MRI, Gallium scan, PET scan, biopsi sumsum tulang, dan pemeriksaan darah.

Limfoma Hodgkin diklasifikaskan menjadi 4 stadium menurut tingkat keparahannya :
  • Stadium I : Kanker hanya terbatas pada satu daerah kelenjar getah bening saja atau pada satu organ.
  • Stadium II : Pada stadium ini, sudah melibatkan dua kelenjar getah bening yang berbeda, namun masih terbatas dalam satu wilayah atas atau bawah diafragma tubuh.
  • Stadium III : Jika kanker telah bergerak ke kelenjar getah bening atas dan juga bawah diafragma, namun belum menyebar dari kelenjar getah bening ke organ lainnya.
  • Stadium IV : Merupakan stadium yang paling lanjut. Pada stadium iniyang terkena bukan hanya kelenjar getah bening, tapi juga bagian tubuh lainnya, seperti sumsum tulang atau hati.
Limfoma Hodgkin juga dikategorikan menjadi ”A” atau ”B”
  • A : Jika pasien tidak mengalami gejala demam, banyak berkeringat, ataupun menurunnya berat badan
  • B : Jika pasien mengalami gejala demam, banyak berkeirngat, ataupun menurunnya berat badan.

Limfoma Non-Hodgkin. Dari pemeriksaan fisik, dokter akan menemukan pembesaran kelenjar getah bening. Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk melihat kemungkinan penyakit infeksi (juga dapat menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening). Diagnosis dibuktikan dengan biposi kelenjar getah bening yang membesar. Pemeriksaan penunjang lainnya adalah rontgen, CT-scan, PET-scan, dan biopsi sumsum tulang mungkin diperlukan untuk melihat apakah penyakit ini telah menyebar ke sumsum tulang. Limfoma non-Hodgkin terdiri dari 30 tipe. Pemeriksaan laboratorium immunophenotyping dapat membedakan limfoma non-Hodgkin jenis sel B atau sel T.
Limfoma Hodgkin diklasifikaskan menjadi 4 stadium menurut tingkat keparahannya :
  • Stadium I : Limfoma hany melibatkan satu daerah kelenjar getah bening saja.
  • Stadium II : Limfome melibatkan 2 atau 3 kelenjar getah bening setempat yang berdekatan.
  • Stadium III : Limfoma melibatkan beberapa daerah kelenjar getah bening di leher, dada, dan abdomen.
  • Stadium IV : limfoma menyebar di kelenjar getah bening dan bagian tubuh lainnya, seperti paru, liver, atau tulang.
Terapi
Limfoma ditangani oleh dokter spesialis hematologi-onkologi dan mungkin dirujuk ke dokter spesialis lainnya jika dibutuhkan.
Limfoma Hodgkin. Terapi penyakit ini tergantung beberapa faktor, seperti stadium penyakit, jumlah dan daerah mana saja kelenjar getah bening yang terlibat, usia, gejala yang dirasakan, hamil/tidak, dan status kesehatan secara umum. Tujuan terapi adalah menghancurkan sel kanker sebanyak mungkin dan mencapai remisi. Dengan penanganan yang optimal, sekitar 95% pasien limfoma Hodgkin stadium I atau II dapat bertahan hidup hingga 5 tahun atau lebih. Jika penyakit ini sudah meluas, maka angka ketahanan hdup 5 tahun sebesar 60-70%. Pilihan terapinya adalah :
  • Radiasi. Terapi radiasi diberikan jika penyakit ini hanya melibatkan area tubuh tertentu saja. Terapi radiasi dapat diberikan sebagai terapi tunggal, namun umumnya diberikan bersamaan dengan kemoterapi. Jika setelah radiasi penyakit kembali kambuh, maka diperlukan kemoterapi. Beberapa jenis terapi radiasi dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker yang lain, seperti kanker payudara atau kanker paru, terutama jika pasien berusia kurang dari 30 tahun. Umumnya pasien anak diterapi dengan kemoterapi kombinasi, tapi mungkin juga diperlukan terapi radiasi dosis rendah.
  • Kemoterapi. Jika penyakit ini sudah meluas dan sudah melibatkan kelenjar getah bening yang lebih banyak atau organ lainnya, maka kemoterapi menjadi pilihan utama. Regimen kemoterapi yang umum diberikan adalah ABVD, BEACOPP, COPP, Stanford V, dan MOPP. Regimen MOPP (terdiri dari mechlorethamine, Oncovin, procarazine, dan prednisone) merupakan regimen standar, namun bersifat sangat toksik, sedangkan regimen ABVD (terdiri dari doxorubicin/Adriamycin, bleomycin, vinblastine, dan dacarbazine) merupakan regimen yang lebih baru dengan efek samping yang lebih sedikit dan merupakan regimen pilihan saat ini. Kemoterapi diberikan dalam beberapa siklus, umumnya sela beberapa minggu. Lamanya kemoterapi diberikan sekitar 6-10 bulan.
  • Transplantasi sumsum tulang. Jika penyakit kembali kambuh setelah remisi dicapai dengan kemoterapi inisial, maka kemoterapi dosis tinggi dan transplantasi sumsum tulang atau sel induk perifer autologus (dari diri sendiri) dapat membantu memperpanjang masa remisi penyakit. Karena kemoterapi dosis tinggi akan merusak sumsum tulang, maka sebelumnya dikumpulkan dulu sel induk darah perifer atau sumsum tulang.
Limfoma non-Hodgkin. Seperti pada limfoma Hodgkin, terapi ditentukan berdasarkan tipe dan stadium penyakit, usia, dan status kesehatan secara umum. Pilhan terapinya yaitu :
  • Kemoterapi. Kemoterapi terutama diberikan untuk limfoma jenis derajat keganasan sedang-tinggi dan pada stadium lanjut.
  • Radiasi. Radiasi dosis tingi bertujuan untuk membunuh sel kanker dan mengecilkan ukuran tumor. Terapi radiasi umumnya diberikan untuk limfoma derajat rendah dengan stadium awal. Namun kadang-kadang dikombinasikan dengan kemoterapi pada limfoma dengan derajat keganasan sedang atau untuk terapi tempat tertentu, seperti di otak.
  • Transplantasi sel induk. Terutama jika akan diberikan kemoterapi dosis tinggi, yaitu pada kasus kambuh. Terapi ini umumnya digunakan untuk limfoma derajat sedang-tinggi yang kambuh setelah terapi awal pernah berhasil.
  • Observasi. Jika limfoma bersifat lambat dalam pertumbuhan, maka dokter mungkin akan memutuskan untuk observasi saja. Limfoma yang tumbuh lambat dengan gejala yang ringan mungkin tidak memerlukan terapi selama satu tahun atau lebih.
  • Terapi biologi. Satu-satunya terapi biologi yang diakui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat saat ini adalah rituximab. Rituximab merupakan suatu antibody monoclonal yang membantu system imun mengenali dan menghancurkan sel kanker. Umumnya diberikan secara kombinasi dengan kemoterapi atau dalam radioimunoterapi.
  • Radioimunoterapi. Merupakan terapi terkini untuk limfoma non-Hodgkin. Obat yang telah mendapat pengakuan dari FDA untuk radioimunoterapi adalah ibritumomab dan tositumomab. Terapi ini menggunakan antibody monoclonal bersamaan dengan isotop radioaktif. Antibodi tersebut akan menempel pada sel kanker dan radiasi akan mengahancurkan sel kanker.
READMORE
 
diooda